Sabtu, 03 Juli 2010

Serangan Bom di Pakistan, 42 Tewas!!!

LAHORE – Dua pelaku bom bunuh diri menyerang peziarah makam Sufi Hazrat Syed Ali bin Usman Hajweri di Lahore, Pakistan, Jumat 2 Juli kemarin. Serangan ini menewaskan 42 orang dan melukai 175 lainnya.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan di ibu kota budaya tersebut. Namun, dalam tiga tahun terakhir, Pakistan menghadapi gelombang serangan Taliban dan jaringan terkait Al-Qaeda yang menewaskan lebih dari 3.400 orang. Tayangan televisi menunjukkan lokasi makam yang dipenuhi kerabat korban yang menangis. Orang-orang lainnya membantu petugas ambulans membawa korban luka-luka ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Ledakan pertama terjadi di basement, diikuti ledakan kedua dengan suara yang memekakkan telinga. "Saya melihat banyak jasad dan orang terluka menggeletak di lantai penuh darah," ujar salah seorang yang selamat dari kejadian itu.

Ribuan orang berada di makam yang terletak di pusat Lahore tersebut. Menurut data Data Ganj Bakhsh, serangan di makam tokoh sufi populer tersebut merupakan kekerasan terbaru yang paling mengerikan di Pakistan. Perdana Menteri (PM) Pakistan Syed Yousuf Raza Gilani mengecam keras serangan tersebut. "Para teroris tidak mempersoalkan perbedaan agama, keyakinan atau kepercayaan apa pun. Teroris ini tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan tidak peduli dengan nyawa manusia. Aksi brutal mereka merupakan perwujudan watak setan mereka," tegasnya. Gilani telah memerintahkan pemerintah provinsi dan badan penegak hukum untuk menyelidiki serangan tersebut dan menangkap pelakunya.

Pengelola makam menjelaskan, ledakan itu terjadi dalam beberapa menit, sehingga mengakibatkan kepanikan dan orang-orang berlarian ke berbagai arah. "Sedikitnya dua ribu hingga 2.500 orang berada di makam saat dua serangan bom terjadi," ujar perawat makam Mian Mohammad Munir.

"Sebanyak 42 orang menjadi martir," ujar Mazhar Ahmad, petugas penyelamat senior.

Pejabat pemerintah Lahore Khusro Pervez membenarkan jumlah korban tewas itu. Pemerintah Pakistan menyatakan telah menemukan dua kepala pelaku bom bunuh diri. Hal ini dibenarkan polisi senior di Lahore Chaudhry Shafiq. Pihak kepolisian setempat kini sedang menyelidiki bagaimana mereka dapat memasuki kompleks makam meskipun ada penjagaan ketat.

“Salah satu pelaku bom meledakkan diri di lapangan kompleks makam, sedangkan pelaku kedua meledakkan diri di basement makam," kata Shafiq.

Beberapa jam setelah ledakan bom, dua petasan meledak dekat konsulat Amerika dan klub Lahore Press. Ledakan itu menambah ketakutan warga kota. "Tidak ada yang terluka dalam dua ledakan bom petasan,” papar polisi senior Lahore Mohammad Faisal Rana. Polisi dan aparat keamanan segera dikerahkan untuk berpatroli di kawasan rawan kota berpenduduk 10 juta jiwa ini. “Aparat biasanya meningkatkan keamanan di berbagai masjid menjelang shalat Jumat” imbuh Rana.

Lahore menjadi sasaran serangan Taliban dan jaringan Al-Qaeda. Tercatat 265 orang tewas dalam sembilan serangan sejak Maret tahun lalu. Kota itu merupakan tempat kediaman banyak elit dan pejabat tinggi militer serta intelijen Pakistan. Petugas investigasi menjelaskan, pelaku bom di basement mengenakan rompinya setelah dia ditangkap sekelompok peziarah. Polisi sedang menyelidiki lokasi pemeriksaan forensik.

Sejumlah kelompok radikal menganggap sufisme sebagai penyimpangan terhadap Islam. Karena itu sering terjadi serangan terhadap para pengikut tokoh sufi. Pada Mei, kelompok militan melakukan bom bunuh diri di dua ruang ibadah Ahmadi di Lahore dan menewaskan 82 peziarah.

Serangan terburuk di Pakistan terjadi pada 1 Januari lalu saat 101 orang tewas dalam sebuah permainan bola voli di Bannu, dekat daerah suku sepanjang perbatasan Afghanistan yang dianggap Washington sebagai basis Al-Qaeda. Taliban dan jaringan Al-Qaeda dituduh terkait serangan pengeboman dalam tiga tahun terakhir di Pakistan. Publik terus menekan pemerintah Pakistan agar segera menangkap dalang serangan bom dan menciptakan keamanan.

“Kami selalu berdamai, tapi kesabaran kami tidak boleh diuji lagi. Pemerintah seharusnya tidak hanya melarang nama-nama kelompok teroris tapi juga membatasi aktivitas mereka. Kelompok-kelompok yang dilarang itu bebas beroperasi di negara ini dengan nama baru," ujar ulama antitaliban yang kritis terhadap pemerintah Raghib Naeemi.

Ayah Naeemi tewas dalam serangan bom bunuh diri di Lahore tahun lalu. Taliban secara umum membenci kelompok sufi dan melarang muslim mengunjungi makam-makam, praktik yang banyak dilakukan warga Pakistan. Mereka menyerang beberapa lokasi keagamaan yang dianggap suci untuk mengacaukan stabilitas Pakistan.(Koran SI/Koran SI/rhs)
sumber:http://international.okezone.com/read/2010/07/03/18/349165/serangan-bom-di-pakistan-42-tewas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar