Selasa, 04 Mei 2010

Ya'juj dan ma'juj telah muncul

Banyak hadits-hadits yang menerangkan tanda-tanda tibanya akhir zaman sebagai nubuwatan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebelum terjadinya Hari Qiamat yang menjelaskan keprihatinan Nabi terhadap akibat yang akan menimpa umatnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam tulisan ini hanya akan disinggung beberapa hadits yang berkaitan dengan objek kajian, yaitu munculnya Ya'juj wa Ma'juj dan al-Masih ad-Dajjal serta akibat-akibat yang ditimbulkannya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam penglihatan kenabiannya telah memberikan peringatan bahwa dalam perjalan sejarahnya umat Islam akan melewati suatu periode yang disebut: Sa'ah yang artinya 'titik waktu' 1) yang dalam bahasa Inggris disebut moment. Akan tetapi bila kita renungkan hadits-hadits mengenai akhir zaman, ternyata kata sa'ah merupakan sebuah sinyalemen krusial berupa bencana. Bencana yang akan menimpa umat manusia pada umumnya, termasuk umat Islam sebelum terjadinya Hari Qiamat. Memang kata sa'ah juga disebutkan al-Qur'an dengan pengertian Qiamat. Pada masa Sa'ah itu terjadi hal-hal yang tingkat kegawatannya sangat serius. Kejadian itu menurut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah munculnya al-Masih ad-Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini:

"Sesungguhnya tidak ada fitnah dimuka bumi ini semenjak Allah menciptakan Adam sampai kedatangan masa Sa'ah yang lebih besar tingkat kegawatannya, yaitu fitnah Dajjal”.2)

Fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar, Nabi pun mengajarkan kepada umatnya agar pada tiap shalat berdo'a kepada Allah Azza wa Jalla untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal, yaitu: "Ya Allah, aku mohon perlindungan Engkau dari fitnahnya al-Masih ad-Dajjal". Selanjutnya diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya terhadap fitnah Dajjal. 3)

Dajjal disebutkan berulangkali dalam hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam hadits, tetapi juga di dalam al-Qur'an, kita temui dalam Surat al-Kahfi ayat 94 yang artinya

“ … sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi …”

dan dalam Surah al-Anbiya ayat 96 yang artinya:

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.

Kedua ayat al-Qur'an tersebut dengan sangat jelas memberitahukan kepada kita bahwa pada waktu al-Qur'an diturunkan sosok Ya'juj dan Ma'juj sudah ada, hanya saja mereka masih 'terpenjara' sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam sabdanya: "Laa ilaaha illa-llaah. Celakalah bangsa Arab dari bahaya yang telah dekat. Pada hari ini dinding Ya'juj dan Ma'juj telah terbuka sebesar ini". Beliau bersabda demikian sambil melingkarkan dua jari beliau: ibu jari dan telunjuk. Zainab bertanya, "Rasulullah, apakah kita akan binasa, padahal ditengah-tengah kita terdapat orang-orang shaleh?. "Ya, jika maksiat banyak dilakukan," jawab beliau. 4)

Definisi Ya'juj wa Ma'juj

Kata Ya'juj dan Ma'juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf'ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan. Nabi Sallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Ya'juj wa Ma'uj adalah dari keturunan Adam. 5). Dalam bahasa Inggris disebut dengan Gog and Magog.

Dalam Bibel, Gog dan Magog disebut dengan jelas dan tidak perlu diragukan lagi apa yang menjadi ciri-cirinya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat berikut dari Bibel Inggris (Oxford Cambridge University Press, 1970).

"Inilah kata-kata Tuhan kepadaku: Hai, lihatlah ke arah Gog, Ratu dari Rosh, Meshech dan Tubal, di tanah Magog, dan meramalkan tentang dia. Katakan, semuanya ini adalah kata-kata Tuhan; Aku musuhmu Gog, Ratu Rosh, Meshech, dan Tubal, Aku akan berpaling darimu, menempatkan sabit di rahangmu." (Ezekiel = Yehezkiel 38 : 1 - 4).

Di sini Gog disebut dengan jelas, dan Gog ini sama dengan yang tercantum dalam Al-Qur'an yang disebut Ya'juj. Dia disebut sebagai "Ratu Rosh, Meshech, dan Tubal". Dan Magog (Ma'juj), hanya tanah air yang disebut dari Magog.

Definisi al-Masih ad-Dajjal

Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai Anti-Christ.

Masih artinya Messiah, penyampai, pembawa, nama yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Nabi Isa a.s. sebagaimana tersebut dalam al-Qur'an. Dajjal melaksanakan tugas dan fungsinya atas nama Nabi Isa a.s., tapi dalam keadaan yang bertentangan sama sekali dengan ajaran agama Nashrani. 6) yang benar-benar merupakan messiah. Dalam Bibel. 7) dijelaskan bahwa "Ketahuilah (olehmu bahwa) waktu yang akan datang tentang persembahan kepada Tuhan, Tuhanmu, dan hanya Dia akan engkau layani." (Matius, 4 : 10).

Dajjal meletakkan Messiah dalam posisi sebagai Tuhan, padahal Messiah yang benar berpikir bahwa seluruh nabi Allah datang ke dunia tanpa dosa, melaksanakan tugas-tugasnya sampai mati tanpa dosa, sedangkan Dajjal akan mengatakan salah, semuanya ini sebagai yang nyata-nyata berdosa dalam khutbah-khutbahnya. Messiah yang benar juga berkhotbah bahwa setiap manusia akan berdiri di hadapan Tuhan, dan akan diganjar atau dihukum menurut apa yang telah mereka kerjakan. Tapi Dajjal akan berkhutbah bahwa anak Maryam menderita dengan disalib, karena untuk mencuci dosa-dosa manusia di seluruh dunia. Bahkan Maryam, wanita Suci ibu Jesus, tidak bebas dari umpatan kebohongan Dajjal dan inilah yang dimaksudkan dengan mengatakan Dajjal sebagai anti Kristus. 8)

Berdirinya Kekhalifahan Islam Kelima

Sebagai indikator bahwa Hari Qiamat belum segera akan tiba, artinya umat Islam dan umat manusia seluruhnya harus melewati periode sa'ah yaitu munculnya Ya'juj wa Ma'juj dan al-Masih ad-Dajjal, khusus untuk umat Islam periode ini merupakan ujian yang maha berat dan sekaligus kesempatan emas untuk memperoleh surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam kaitan ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberikan harapan dengan sabdanya:

“Adalah fase kepemimpinan nubuwah ada pada kalian apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia mengangkatnya” “Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj nubuwah itu, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia menghendaki untuk mengangkatnya“ “Kemudian akan ada raja yang menggigit, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Dia menghendaki untuk mengangkatnya“, “Kemudian akan ada (pemegang) kekuasaan diktator, maka terjadilah apa yang Allah kehendaki terjadi. Kemudian Allah mengangkatnya manakala Allah menghendaki untuk mengangkatnya“ “Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj nubuwah (metode kenabian)“9).

Dari hadits tersebut tergambar periodisasi kepemimpinan umat manusia sampai menjelang hari Qiamat, pertama dalam masa kehidupan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di Madinah, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, setelah itu oleh raja-raja dan dilanjutkan oleh para diktator dunia. Setelah berakhirnya masa kediktatoran dunia maka kekhilafahan akan kembali berdiri tegak melaksanakan keadilan Islam. Inilah yang dimaksud dengan kesempatan emas bagi umat Islam karena masa seperti ini hanya dialami sekali dan puncaknya terjadipada waktu kita hidup dewasa ini. Oleh karena itu kita diundang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban Islam untuk melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla untuk menegakkan keadilan Islam dengan cara-cara damai, karena Islam adalah agama perdamaian dan sudah pasti menentang terorisme, karena tindakan teroris bukanlah jalan fii sabilillah, tapi fii sabilithaghut.

Yahudi, Nashrani dan Islam

Al-Qur'an menjelaskan kepada kita bahwa Allah Azza wa Jalla telah menurunkan agama langit yang wajib diketahui yaitu agama Yahudi yang diturunkan kepada Bani Israel melalui Nabi Musa a.s. dan dengan kitab suci Taurat. Kemudian masih kepada Bani Israel yang meneruskan ajaran Nabi Musa a.s. berupa agama Nashrani melalui Nabi Isa a.s. dengan kitab suci Injil. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam Matius 17-18 sbb:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Terakhir kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berupa agama Islam sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya dan sebagai petunjuk yang lurus untuk umat manusia seluruhnya yang bersifat rahmatan lil 'alamin dengan kitab suci al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Maidah ayat 3 " ... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu...". Disamping ketiga agama samawi tersebut, al-Qur'an juga menyebutkan agama budaya yang kita kenal dengan sebutan Sabi'in, kelompok penyembah bintang dan Majusi, kelompok penyembah api.

Dalam perjalanan sejarah umat manusia yang panjang, kelima agama tersebut di atas saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain sesuai kondisi zaman masing-masing yang mengakibatkan jumlahnya bertambah banyak serta mengalami distorsi. Menurut David Barrett et al, editor dari "World Christian Encyclopedia: A comparative survey of churches and religions - AD 30 to 2200," terdapat 19 agama utama dunia dan terbagi lagi menjadi 270 aliran agama.10).

Agama Yahudi

Dalam sekte agama Yahudi terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya bertitik tolak kepada praktek dan pergerakan yang merefleksikan respon terhadap perubahan waktu dan budaya. Sejarah agama Yahudi kuno merefleksikan sikap terhadap penguasa Romawi di Israel yang dapat disebutkan disini diwakili oleh kelompok Pharisee, Sadduccees dan Essenes, sedangkan pergerakan agama Yahudi zaman modern lebih merefleksikan responnya terhadap kultur modern dan sekuler Eropa serta Amerika yang terwakili antara lain oleh agama Yahudi Orthodoks, Reformasi dan Konservatif, sedangkan Hasidism, dan Kabbalah disamping merespon terhadap situasi dan kondisi juga sarat dengan pendekatan mistik terhadap ajaran agama Yahudi .11)

Pada Masa Nabi Isa a.s, Agama Yahudi terbagi kedalam beberapa sekte:

1- Sekte Saduki (The Sadducees) berasal dari nama Saddoc", Imam Besar pada masa Raja Daud, mereka adalah para pengikut Simon Maccabee, Pemimpin dan Imam Besar:

Para imam, orang-orang kaya, dan para politikus yang bekerja sama dengan orang Romawi; semua Imam Besar, seperti Annas dan Caiaphas adalah Saduki - Sadducees.

Mereka hanya menerima Taurat, mengenyampingkan kedatangan Mesiah yang diutus kepada mereka yang membebaskan mereka dari tawanan, menolak para malaikat, roh-roh jahat, mukjizat-mukjizat, dan kebangkitan jasmani pada hari Qiamat.

Terdapat dua kelompok Saduki, yaitu:

a."Shammai" yang mempercayai bahwa yang benar dan adil akan menikmati hidup dan orang fasik akan kekal menderita dalam kutukan.

b-"Hillel" mempercayai bahwa orang yang jahat akan kembali kedalam kehidupan yang kekal setelah dibersihkan oleh api neraka.

2 - Sekte Farisi (The Pharisees) orang-orang Farisi artinya "Mereka yang memisahkan dan para pengikut Judas Macabee: Ahli-ahli Taurat (para penulis) dan rabbi-rabbi (para guru). St. Paulus adalah salah seorang diantaranya (Act23:6). Mereka percaya kepada Taurat dan tradisi lisan, pembebasan messianic Israel, kebangkitan jasmani pada Hari Pengadilan. Taat dan tegas kepada Hukum. Mereka mendukung Synagogue, kadang-kadang duduk di bagian terdepan .... dan setelah kehancuran Bait Allah dalam tahun 70 M, mereka menjadi para pemimpin penting agama Yahudi atau Judaisme... Mereka menciptakan "sistim kerabbian" yang sekarang ini dengan Talmud sebagai pusatnya dalam sinagog ...

Mereka dibenci oleh para Imam, karena orang-orang Farisi adalah orang biasa yang menampakkan diri lebih religius dibandingkan dengan para Imam ...

Sekte "Hasids" adalah kelompok awal orang "saleh" mereka yang mendukung Maccabees.

3 - Sandherin (The Sanhedrin), Dewan tertinggi agama Yahudi, dengan 71 anggota termasuk pejabat Imam Besar sebagai pimpinannya. Anggotanya terdiri para imam dari kelompok Saduki, "ahli-ahli Taurat"-the Scribes dari orang-orang Farisi, dan "para sesepuh" dari keluarga-keluarga kaya.

4 - Publikan (The Publicans), pemungut pajak Yahudi, karena terlalu sering menyalah-gunakan kewenangan mereka, dibenci oleh semua orang, terutama oleh orang-orang Farisi. St .Matius dan Zakheus adalah Publicans.

5 - Sekte Pengikut Herod the Great (Herodians), Seperti sebuah partai politik yang didukung oleh Herodes Antipas yang bekerja sama dengan Romawi. Jika Saduki adalah kekuatan religius, sedangkan Herodians adalah kekuatan politis. (Paulus, Gnostik,, dari sini awal perubahan agama Nashrani menjadi Kristen) (37-4 BCE)

6 - Esenes (The Essenes), Sebuah kelompok kecil minoritas yang tinggal di sekitar Laut Mati yang kehidupannya dalam biara. Mereka meninggalkan sesuatu yang sangat berharga untuk agama Yahudi yaitu berupa Naskah Laut Mati - Dead See Scrolls ditemukan antara tahun 1947-48. Beberapa cendikiawan meyakini bahwa Yohanes Pembaptis adalah salah seorangg dari Essene.

7 - Sekte Zealots: Sekte ini berdiri pada saat kematian Herodes the Great (6 BC), sebagai ssebuah oraganisasi militan anti-Romawi yang pro-Taurat, pembela kemurnian agama Yahudi. Dalam 66 M, di Masada, lebih dari 900 orang dari mereka melakukan bunuh diri daripada menyerah kepada bangsa Romawi yang mengepungnya. Judas adalah salah seorang dari sekte Zealot.

8 - Sekte Samaritan: Sebuah kelompok kecil di Samaria yang menolak Yerusalem sebagai pusat peribadatan dan sebagai gantinya adalah Gunnung Gerizim. Kelompok inilah yang sampai dewasa ini masih melaksanakan Taurat dengan setia lengkap dengan para imam, altar dan pengorbanannya.12)

Disamping sekte-sekte agama Yahudi tersebut di atas, pada masa Nabi Isa a.s terdapat orang-orang non-Yahudi atau Goyim seperti Romawi, Yunani, Persia, Arab dll. source: http://biblia.com/jesusbible/maccabees12.htm

Tentu saja keberadaan sekte agama Yahudi pada waktu itu diketahui dengan jelas oleh Nabi Isa a.s, dan yang paling dikecam adalah sekte Farisi, dimana menurut Elizabeth Dilling13), para ilmuwan Bibel menyadari bilamana Jesus menyatakan bahwa Farisi adalah sesat, karena: "Mereka menghapuskan semua perintah Tuhan dan menggantinya dengan tradisi mereka, mengajarkan doktrin-doktrin berupa ajaran yang dibuat manusia" (Mark 7:13; Matt. 15:6-9,dst.). dan pada klimaksnya mengutuk orang-orang Farisi sebagai "Munafik".Ia meramalkan bahwa orang-orang Farisi akan terus melakukan pembunuhan, dengan mengatakan: "Kamu ular-ular, generasi orang jahat, bagaimana mungkin kamu melepaskan diri dari kutukan neraka?"

Nabi Isa a.s. tidak menafikan bahwa orang-orang Farisi berasal dari keturunan anak-cucu Nabi Ibrahim a.s., namun dinilainya secara ruhani mereka adalah rusak dan kotor yang merupakan penjelmaan setan. Kristus mengatakan kepada mereka: "Iblislah yang menjadi bapakmu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapakmu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta." (Yohanes 8:44)

Menurut catatan Aherents.com, tanggal 30 September 2005 jumlah pemeluk agama Yahudi diseluruh dunia dewasa ini tercatat sebanyak 14 juta orang yang merupakan 0,22% dari seluruh jumlah pemeluk agama di dunia, mayoritas mereka berdomisili di 10 negara dan yang paling banyak antara lain di Amerika Serikat 5.602.000, Israel 4.390.000 dan Rusia 1.450.000 serta Inggris 320.000 orang.14). Tabel di bawah ini menggambarkan pembagian persentase jumlah penduduk dunia ke dalam berbagai agama dan aliran.



Agama Nashrani

Agama Nashrani yang kita kenal melalui pemberitaan ayat-ayat al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang bersama-sama dengan pemeluk agama Yahudi dikategorikan sebagai ahli kitab, diantara mereka ada yang beriman, namun yang kafir lebih banyak jumlahnya. Saat ini istilah untuk agama Nashrani lebih dikenal dengan sebutan agama Kristen.

Sebutan orang Kristen (Al-Masihi) baru diberikan kepada murid-murid Yesus (An-Nashara) setelah Al-Kitab diubah pada KonsiIi Nisea tahun 325 M, sedangkan menurut Wikipedia, istilah Kristen diketahui dirgunakan untuk pertamakali dalam kitab Bibel Perjanjian Baru dalam Acts 11:26: "para murid Yesus untuk pertamakali disebut Kristen di Antioch." Kemudian istilah tersebut untuk pertamakali dinisbatkan kepada mereka yang diketahui atau mengaku sebagai murid-murid Yesus. Istilah yang sama juga dipergunakan di dalam dua ayat kitab Perjanjian Baru (Acts 26:28 dan 1 Peter 4:16), yang merujuk identitas umum kepada mereka yang mengikuti ajaran agama Yesus. Catatan paling awal penggunaan istilah Kristen diluar Bibel dibuat oleh Tacitus ketika Nero menimpakan kesalahan kepada 'orang-orang " Kristen' sewaktu terjadi Kebakaran Hebat di Roma pada tahun 64M. 15)

Sejak awal ke-Kristenan sampai dengan Abad Pertengahan hanya ada sebuah gereja Katholik ("universal"). Pada dasarnya jika seseorang beragama Kristen namun bukan anggota gereja, maka ia tidak dianggap sebagai Kristen. Selama kurun waktu seribu tahunan tidak terdapat denominasi Kristen seperti yang terjadi dewasa ini. Dalam Denominasi Agama Kristen perbedaannya terutama dalam masalah doktrin.

Baru pada tahun 1054 untuk pertamakali terjadi perpecahan dalam agama Kristen dengan adanya "Great Schism" antara gereja Barat dengan gereja Timur. (Lebih terinci dalam masalah ini bisa dilihat di: Kristen Ortodoks) Sejak saat itu terdapat dua buah cabang besar agama Kristen yang kemudian dikenal di Barat sebagai gereja Katholik dan gereja Orthodoks di Timur.

Kemudian pemisahan penting terjadi dalam abad ke-16 dengan apa yang kita kenal sebagai Reformasi Protestan di Jerman yang dipelopori Martin Luther pada tahun 1517, namun "Protestantisme" sebagai sebuah gerakan resminya baru dimulai pada tahun 1529.

Konsili Nicea





Istilah Kristen juga dipergunakan oleh Konstantin, Kaisar Romawi dalam Konsili Nisea pada tahun 325 M yang dihadiri oleh 1800 terdiri dari 1000 orang utusan yang berasal dari Gereja Timur dan 800 orang utusan Gereja Barat serta 22 orang utusan Arius dipimpin oleh Eusebius dari Nicomedia, Karena terjadi perbedaan pandangan, Konstantine mengusir keluar anggota sidang sekitar 1482 orang uskup dan hanya 318 orang saja yang diijinkan mengikuti hingga akhir Konsili. (Dr. Henery Stbble, An Account of the Rise and Progress of Mohametanism, 1954, hal.44-45, Holy Blood Holy Grail hal.692, Arana-"Holocaust Theology"). Dari 318 suara tersebut hanya 2 suara yang mendukung Arius. Konsili pertama yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai 25 Juni 325 M diakhiri dengan ketokan palu yang mengesahkan Kredo Misterius, yang juga dikenal sebagai Kredo Nicea.

Namun Kredo Nicea yang sekarang bukanlah rumusan yang disepakati pada konsili Nicea dulu, tetapi sudah diperluas dan dimodifikasi. (Prof. Percy Gardner, English Modernism,-Apendiks I, hal.223 ).



Agama Islam

1. Pengertian dan Ruang Lingkupnya

Islam berasal dari kata aslama, yuslimu yang memeiliki beberapa arti; (1) melepaskan diri dari beberapa penyakit lahir dan batin, (2) kedamaian dan keamanan, (3) menyerah, tunduk dan ketaatan. Dalam pengertian agama, Islam mengandung makna yang umum bukan hanya nama dari satu agama. Ketundukkan, ketaatan dan kepatuhan merupakan makna Islam. Ini berarti segala sesuatu yang tunduk yang patuh terhadap kehendak Allah Azza wa Jalla adalah Islam. Dalam Al-Qur'an, kata Islam disebut sebanyak 8 kali yakni dalam surat Ali Imran ayat 19 dan 85, al-Maidah ayat 3, al-An'am ayat 125, al-Zumar ayat 22, al-Saff ayat 7, Al-Hujurat ayat 17, al-Taubah ayat 74.

Islam dalam arti terminologis adalah agama yang ajaran- ajarannya diberikan Allah Azza wa Jalla kepada masyarakat manusia melalui para utusannya (Rasul-rasul). Jadi Islam (agama tauhid) adalah agama Allah Azza wa Jalla yang dibawa oleh para nabi pada setiap zamannya yang berakhir dengan kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Penamaan Islam (agama tauhid) bagi para nabi didasarkan kepada firman Allah, yaitu:

"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. 2:136)

dan pada ayat lain :

"Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikit pun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)".(QS. 10:72)

dan pada bagian lain tercatat mengenai Nabi Ibrahim :

"Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".(QS. 2:131)

dan Allah berfirman dalam mengisahkan Yusuf :

"Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh." (QS. 12:101)

berkenaan dengan Nabi Musa Allah Azza wa Jalla berfirman:

"Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." (QS. 10:84)

Tentang Nabi Isa Al-Quran mencatat :

"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (QS. 3:52)

Allah Azza wa Jalla mengutus Rasul penutup pembawa agama Islam, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya kami Telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami Telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami Telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. 4:163-165)

Dari rangkaian ayat diatas tampaklah bahwa Islam adalah agama tauhid yang diturunkan Allah Azza wa Jalla kepada manusia melalui para Rasul dan pada saat terakhir agama ini diturunkan pada nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Jadi agama Islam dalam pengertian yang paling baru dan sempurna merupakan ajaran dan wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Suatu perbedaan yang sangat menyolok antara agama Islam dengan agama lain yang justru meletakannnya kedalam tingkat yang istimewa adalah tidak dikaitkannya agama Islam dengan nama pembawanya, yaitu Nabi Muhammad. Islam bukanlah Muhammadanisme. Muhammad diakui sebagai Nabi dan Rasul yang dalam konsep Islam tidak dapat dipisahkan, tapi ajaran Islam bukanlah datang dari pikiran Muhammad. Berbeda dengan agama lain yang mengkaitkan ajarannya dengan pembawanya, misalnya Jesus Kristus digunakan sebagai nama dari ajarannya, yaitu Kristen, demikian juga Budhisme, confusianisme dan sebagainya. Penamaan agama seperti itu merupakan identifikasi dari pengakuan adanya ide dan gagasan manusia, baik sang pembawa maupun pengikutnya yang memeluk ajaranya.

Dalam konsep Islam dan dalam Al-Quran sendiri ajaran Islam jelas-jelas disebut Islam, seperti firman Allah Azza wa Jalla:

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu" (Qs. 5:3)

dan dalam ayat lain :

"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam".(QS 3:19)

Hal ini menunjukan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah dan tidak dikaitkan atau diintervensi oleh pembawanya. Nabi adalah penerima dan pembawa berita atau perantara antara Allah dengan manusia pada umumnya yang dilakukan melalui wahyu.

Wahyu yang disampaikan kemudian dikumpulkan dalam Al-Quran yang menjadi dasar dari ajaran Islam. Dalam hal ini wahyu menurut pemahaman Islam berlainan dengan menurut pandangan agama lain, misalkan Kristen. Dalam keyakinan agama ini Injil bukanlah teks wahyu, yang diwahyukan hanyalah isinya, karena itu kaum orientalis menyatakan bahwa sabda Tuhan dalam ajaran Islam menjadi Al-Quran sedangkan dalam agama Kristen menjelma jadi Jesus.

Islam ditujukan kepada seluruh manusia tanpa membedakan ras dan kebangsaan dengan segala masalah yang dihadapinya. Bukan hanya mengatur hubungan dengan Tuhan saja, tetapi mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam secara keseluruhan. Agama Islam menjadi dasar persoalan manusia dengan rujukan utama yang menjadi pokoknya, yaitu al-Qur'an. Didalam Islam, seluruh aspek kebutuhan manusia baik yang bersifat keduniaan atau ketuhanan, fisik atau spiritual, individual maupun sosial, rasional maupun emosional mendapat perhatian. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana difimankan Allah Azza wa Jalla dalam mensifati Al-Qur'an;

"Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan". (Q.S. 6:38)

Islam adalah dasar yang membentuk pola pikir dan pola tindakan seseorang sehingga melahirkan bentuk pribadi muslim yang utuh dan terintegrasi, sebagaimana diisyaratkan dalam surat 2:208.

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".

Sebagai agama yang melengkapi kesinambungan wahyu, Islam memiliki 7 karakteristik ajaran yakni;

a.Ajarannya sederhana, rasional dan praktis,

b.Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian

c.Memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan manusia meskipun sebagian petunjuk bersifat umum,

d.Keseimbangan antara individu dan masyarakat

e.Keuniversalan dan kemanusiaan

f.Ketetapan dan perubahan

g.Keterpeliharaan sumber ajarannya dari pengrusakan.

Di sini patut dicatat mengenai penjelasan Kristolog dunia, Ahmed Deedat dalam menerangkan agama samawi bahwa menurut kajian bahasa, kata Yahudi adalah bahasa Ibrani yang artinya dalam bahasa Arab adalah Islam, demikian juga kata Nashrani yang berasal dari bahasa Aramit yang artinya dalam bahasa Arab adalah Islam juga. Ketiga bahasa tersebut menurutnya satu umpun.

2. Islam agama yang anti golongan.

Diantara yang perlu disoroti tentang Islam, adalah tentang penggolongan dalam Islam. Terutama pada wilayah penggolongan teologis. Adanya kelompok, madzhab-madzhab teologis seperti ahlul sunnah wal jama'ah atau sunni, syi'ah dan yang lainnya jelas bertentangan dengan prinsip ajaran dasar Islam sendiri. Islam adalah agama yang utuh bersatu sebagaimana utuhnya pewahyuan dari nabi-nabi terdahulu sampai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Perpecahan umat Islam adalah produk politik segelintir orang-orang yang atas dasar kepentingan pribadi atau golongan, serta bagian makar dari kelompok-orang-orang yang anti Islam. Munculnya kelompok-kelompok dalam Islam ditinjau dari runut sejarah, jelas merupakan upaya kaum anti Islam untuk menghancurkan kesatuan umat Islam. Peran musyrikin, penganut pagan, kafir Kitabi jelas sangat besar dalam pembentukan kelompok-kelompok dalam Islam pada awal sejarah Islam. Oleh karenanya Allah Azza wa Jalla memperingatkan kepada umat Islam untuk senantiasa berhati-hati terhadap perpecahan umat.

Al-Qur'an sangat mengecam perpecahan, firman Allah;

"Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya)". (Q.S.6:65).

Perpecahan umat menjadi beberapa golongan sehingga sebagian merasakan keganasan sebagian yang lain adalah salah satu bentuk hukuman yang ditetapkan Allah Azza wa Jalla kepada manusia tatkala mereka menyimpang dari jalan-Nya dan tidak memperdulikan ayat-ayatnya.

Dalam ayat lain;

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat." (Q.S. 6:159)

Menurut riwayat Ibnu Abbas ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani yang berpecah belah dan berselisih dalam agama mereka, sedangkan dalam riwayat lain bahwa mereka yang memecah belah itu adalah ahli bid'ah, ahli syubhat dan ahli kesesatan dari umat ini.

Orang yang memecah belah agama Islam menjadi kelompok-kelompok dan mereka berbangga-bangga dengan kelompoknya adalah merupakan perbuatan syirik (menyekutukan Allah), yang akan mendapatkan siksa yang berat.

" ... dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka". (Q.S. 30:30-32)

"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat," (Q.S. 5:105)

Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam beberapa haditsnya mewanti-wanti kepada umatnya agar memelihara diri dari perpecahan dan senantiasa berjama'ah bukan masuk kelompok jama'ah, salah satu sabdanya;

"Penyakit umat-umat sebelum kamu telah menjangkit kepada kalian : Kedengkian dan permusuhan. Permusuhan adalah pencukur. Aku tidak mengatakan mencukur rambut tetapi pencukur agama. Demi Dzat yang diriku berada ditengah-tengah-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan menjadi beriman kecuali kalian saling mencintai (HR. Tirmidzi)

Maka cukup bagi kita untuk senantiasa memelihara diri dari kelompok-kelompok yang berusaha menjadikan agama ini berfirqah-firqah atau masuk kedalam kelompok-kelompok yang menjadikan agama berkelompok-kelompok, dan kita senantiasa berpegang teguh pada agamanya;

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui," (Q.S. 30:30)

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (Q.S. 3:103)

3. Perpecahan adalah kesesatan, Perbedaan pendapat adalah rahmat,

Sebagian orang mengatakan; "perpecahan umat adalah suatu kelaziman yang sudah menjadi ketetapan taqdir dan diberikan legalitas oleh syari'at sehingga tidak mungkin dihindari". Diantara argumentasi yang diberikannya diantaranya; (1) hadits-hadits yang berkenaan dengan pembagian Islam kedalam 73 golongan , (2) maksud dari ayat "... menimpakan keganasan sebagian umat kepada sebagian yang lain" yang terdapat pada al-Qur'an surat 6:65.

Tela'ah mengenai alasan yang pertama; yakni umat Islam akan pecah terbagi menjadi 73 golongan.

a. Hadits tersebut memiliki dua redaksi , ada yang menyebutkan " semua golongan akan masuk neraka kecuali satu" dan hadits yang lain tidak menyebutkan hal tersebut.

b. Hadits tersebut tidak terdapat dalam kitab shahihaini (Bukhari -Muslim), padahal masalah sangat penting dan sudah kelaziman kedua kitab hadits tersebut tidak meninggalkan perkara yang sangat penting.

c. Hadits-hadits yang berkenaan dengan pengelompokan umat bersumber dari ashabu sunan berderajat lemah, walaupun Tirmidzi menyatakan shahih. Namun penelitian sanad-sanad hadits tersebut menurut mayoritas ulama dan mufassir dianggap lemah dan tidak sah.

d. Dilihat dari sisi matan, hadits tersebut mengandung kemusykilan, yakni disatu sisi menyebutkan ada kelompok yang masuk surga, disisi lain akan masuk ke neraka, sehingga melahirkan terjadinya saling mengklaim bahwa kelompoknya yang akan selamat.

Sedangkan tela'ah alasan yang kedua;

a. Banyak hadits-hadits shahih yang menjelasan tentang asbab nuzul ayat diatas, yang berisi tentang tiga hal mengenai permohonan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada Allah Azza wa Jalla, dan Dia hanya mengabulkan dua permohonan saja dan satu perkara ditolak, yakni mengenai perpecahan umat. Persoalan perpecahan ummat, diserahkan kepada sunnah kauniyah (hukum kealaman), sunnah ijtima'iyah (hukum kemasyarakatan) serta hukum sebab akibat lainnya. Jika ummat menyambut perintah Rabbnya, mengikuti petunjuk Rasulnya, menyatukan kalimatnya dan merapihkan barisannya, maka umat akan tetap bersatu dan utuh serta akan mampu mengalahkan musuh. Sebaliknya ketika umat menyambut seruan Setan dan hawa nafsunya maka sudah pasti mereka akan berpecah belah dan dapat dikuasai musuh-musuhnya akibat perpecahan dan perselisihan tersebut.

b. Hadits-hadits tersebut tidak berarti bahwa perpecahan umat dan saling permusuhan menjadi suatu kelaziman atau selalu terjadi di setiap zaman dan tempat sampai hari kiamat. Sebab jika perpecahan itu menjadi suatu kelaziman, maka akan bertentangan dengan firman-firman Allah Azza wa Jalla yang telah disebutkan sebelumnya.(Q.S. 3:103,105, 8:46, 61:4, 30:31, 23:52).

Perpecahan adalah suatu penyakit dan wabah seperti virus ganas yang akan menyerang umat manakala telah cukup syarat-syarat objektifnya. Umat yang terkena wabah tersebut tidak memiliki imunitas yang memadai sebagaimana orang yang diserang suatu penyakit karena mengabaikan perawatan atau kekurangan pengobatan. Perpecahan umat adalah kesesatan, ia merepakan rencana Setan sejak manusia terlahir ke dunia.

Sedangkangkan mengenai perbedaan pendapat masalah pemikiran dalam agama adalah suatu keniscayaan dalam hidup ini. Dilihat dari akarnya perbedaan pendapat secara umum ini disebabkan dari;

a. Perbedaan pendapat disebabkan factor akhlaq , dengan motif antara lain;

(1) Membanggakan diri dan mengaguni pendapat sendiri

(2) Buruk sangka

(3) Egois

(4) Fanatik madzhab/golongan

Semuanya adalah akhlak yang tercela.

b. Perbedaan pendapat karena faktor pemikiran, yakni perbedaan sudut pandang mengenai suatu masalah, baik masalah alamiah maupun amaliah. Perbedaan inilah yang disiyalir sebagai sunnatullah,

"Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. " (Q.S. 11.118)

"... sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, " (Q.S. 51:8)

Perbedaan pendapat pada ranah fiqih (furu'iyah) meniscayakan perbedaan yang lebih lebar bahkan suatu kemestian karena dia merupakan tiga hal; tabi'at agama, tabi'at bahasa keagamaan, serta tabi'at alam dan kehidupan. Perbedaan disini menjadi rahmat atau kasih sayang Allah Azza wa Jalla bagi hamba-Nya. Artinya dengan perselisihan pendapat dapat memberikan kepada kita kesempatan memilih pendapat-pendapat dan ijtihad yang berkenaan dengan sebuah pemikiran keagamaan dan menjadikan ladang sebagai amal shalih (fastabiqul khairat) tanpa merusak ukhuwah islamiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar